DUNIA digital semakin dikenal dalam industri periklanan karena trik-triknya yang menarik untuk menyampaikan pesan-pesan iklan. Dari semacam pop ups, iklan video terintegrasi dan algoritma yang mampu melacak kebiasaan belanja dan browsing internet, hingga pesan sponsor yang terpaksa harus kita tonton sebelum tayangan yang sebenarnya ingin kita nikmati muncul. Iklan online telah menjadi raksasa internet.
Namun, era periklanan baru ini tidak hanya terbatas pada ranah maya. Periklanan Digital Out Of Home (DOOH)telah menjadikan billboard lebih hidup ke seluruh dunia, mempercantik jalan-jalan dan kota-kota dengan tayangan (iklan) produk baru atau barang-barang lainnya.
Di tahun 2014, billboard LED seakan mencapai puncaknya ketika Times Square di New York memasang billboard LED terbesar dengan iklan Google di dalamnya. Dengan luas lebih dari 7620 meter persegi dan kerapatan piksel yang tak tertandingi, billboard tersebut telah menjadi inspirasi bagi billboard-billboard LED berikutnya. Dan faktanya memang setelah itu banyak muncul layar digital sejenisnya dengan ukuran dan teknologi yang bahkan lebih canggih.
Setahun setelah Times Square meluncurkan billboard tersebut, Revlon mengikutinya dengan meluncurkan layar LED serupa - walau dengan ukuran yang lebih kecil- untuk kampanye produk bertajuk “The Kiss Cam”. Secara interaktif billboard LED ini langsung menyiarkan kerumunan orang yang ada di bawahnya. Kemudian secara khusus orang yang terpilih, yang dimasukkan ke dalam simbol hati pada billboard tersebut disuruh melakukan adegan tertentu -mencium pasangannya- saat di-zoom dan pada hitungan ketiga akan di-capturegambarnya. Tetapi dengan berbagai alasan, mayoritas pemirsa memilih untuk tidak melakukannya. Sebaliknya, mereka malah lebih senang mengarahkan kamera telepon mereka ke papan reklame, senang melihat wajah mereka sendiri di iklan Times Square.
Sebagai hal baru tentu saja iklan tersebut menjadi sangat populer, baik bagi penduduk setempat maupun para turis. Sayang, karena terjadi adegan “asusila” gara-gara media ini, aparat setempat meminta Revlon untuk menghentikan kampanye ini.
Tetapi, yang pasti, walaupun telah menimbulkan efek negatif, jelas billboard interaktif memiliki daya tarik yang kuat bagi konsumen. Buktinya setelah itu banyak brand besar yang kemudian mengikutinya.
Pada Juli 2017, jaringan Supermarket Inggris, Sainsbury, meluncurkan kampanye DOOH di beberapa stasiun kereta tersibuk di Inggris. Tujuannya, mengalihkan pikiran para pengecer selama hari-hari panjang di musim panas. Tagline-nya adalah 'Weeknight BBQ is Living Well ’. Kampanye ini didasarkan pada penelitian yang mengatakan bahwa 83% orang percaya, bahwa malam lebih panjang di musim panas. Billboard besar tersebut menghitung mundur jam dengan data real time yang berasal dari tempat billboard itu dipasang, hingga matahari terbenam.
Sebuah surat kabar, The Sun memuat headline humor dan diperbarui secara real-time, ketika gelaran Piala Eropa 2016 berlangsung di Perancis. Berita utama itu diputar terus di 900 layar LED di Inggris, dan terus diperbarui isinya. Pada akhir turnamen, lebih dari 5.000 judul telah ditampilkan dalam berbagai format layar yang berbeda dan menjangkau lebih dari 47 juta orang.
Tetapi ternyata bukan hanya brand-brand saja yang terus mendorong inovasi dalam DOOH. Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) juga meluncurkan kampanye dalam bentuk DOOH augmented reality. Dengan media ini warga bisa mendaftar dan mendonorkan darahnya secara digital yang ditukar dengan ucapan terimakasih yang dipersonalisasi.
Lembaga amal Women's Aid juga meluncurkan kampanye DOOH untuk meningkatkan kesadaran terhadap kekerasan yang terjadi di rumah tangga. Kampanye ini menggunakan papan reklame LED yang menampilkan gambar seorang wanita yang memar wajahnya dengan tulisan di sebelahnya "Look At Me". Di bawahnya, ada video live yang merekam orang-orang yang berjalan di depan billboard LED tersebut. Dengan kamera yang bisa mengenal wajah, akan bisa ‘mencatat’ apakah orang tersebut memperhatikan pada wajah memar di layar tersebut atau tidak. Semakin banyak orang memperhatikan wajah terluka di billboard itu, semakin cepat memar di wajah perempuan memudar. Pesannya, dibutuhkan percakapan atau diskusi ada kekerasan di rumah tangga yang seringkali tidak terkuak bisa dietahui.
DOOH Sebagai Pengumpul Data
Kecanggihan teknologi pada DOOH ini akhirnya tidak hanya membantu brand menciptakan pengalaman yang lebih berkesan bagi pelanggan potensial, tetapi juga sebagai alat untuk mengumpulkan data. Perangkat lunak untuk DOOH yang mempunyai kemampuan seperti ini sudah diluncurkan di Australia. Dengan aplikasi ini data mengenai efektivitas iklan, juga berapa pembeli potensial bisa dikumpulkan. Sekarang teknologi ini memang masih dalam tahap awal, tetapi potensinya bisa memberikan gambaran bagaimana kuatnya efektivitas billboard LED untuk menyampaikan pesan kepada konsumen.
Selain itu, DOOH ternyata juga bisa digunakan untuk data-data pemasaran penting lainnya. JCDecaux dan Clear Channel di Inggris misalnya, telah meluncurkan platform DOOH yang memungkinkan pengiklan menargetkan konten iklan berdasarkan waktu, lokasi, dan bahkan kondisi cuaca. Analisis data semacam ini akan membantu merek menjangkau audiens yang sempurna pada waktu yang tepat, dengan cara yang tidak pernah mereka miliki sebelumnya.
Memang, Iklan luar ruang interaktif dengan fitur yang canggih tentu saja mahal. Tetapi semua itu akan terbayar dari efek dahsyat yang dihasilkannya.
Copyright © 2018 | PT Rainbow Asia Posters.
For advertise, please contact :
Call Us